Jumat, 15 Januari 2010

Love Story

Saudaraku….. Renungkan , Hayati serta Pahami

Jika kamu memancing ikan, setelah ikan itu terlekat dimata kail, hendaklah kamu mengambil ikan itu. Jangan sesekali kamu lepaskan ia semula kedalam air begitu saja, karena ia akan sakit oleh karena ketajaman mata kailmu. dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup.
Begitu juga, setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang, setelah ia mulai menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya, Janganlah kamu sesekali meninggalkannya begitu saja, karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingatmu.

Jika kamu menadah air biarlah berpada, jangan terlalu berharap pada takungannya. Dan janganlah kamu menganggap ia begitu teguh , cukuplah sekedar keperluanmu. Apabila sekali ia retak, tentu sukar untuk kamu menambalnya seperti semula, akhirnya ia dibuang. Sedang jika kamu coba memperbaikinya mungkin ia masih dapat dipergunaklan lagi.
Begitu juga jika kamu memiliki seseorang, terimalah seadanya, jangan kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu istimewa. Anggap dia manusia biasa. Apabila sekali ia melakukan kekhilafan, bukan mudah bagi kamu untuk menerimanya. Akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya. Sedang, jika kamu memaafkannya boleh jadi hubungan kamu akan terus hingga akhir hayat.

Cinta………..
Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendo’akannya walaupun dia tidak berada disisi kita.
Tuhan memberi kita 2 kaki untuk berjalan, 2 tangan untuk memegang, 2 telinga untuk mendengar, dan 2 mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati kepada kita ????
Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya.

Jangan sesekali kamu mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mencoba.
Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup.
Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi, jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Cinta datang kepada seseorang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walau mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang ingin mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan .

Jangan simpan kata-kata cinta pada orang tersayang sehingga dia meninggal dunia, lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaliknya ……….. Ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi dia ada hayatnya.
Cintailah seseorang atas dasar siapa dia sekarang dan bukan siapa dia sebelumnya. Kisah silam tidak perlu diungkit lagi kiranya kamu benar-benar mencintainya setulus hati.

Cinta adalah keabadian dan kenangan adalah hal terindah yang pernah dimiliki. Siapapun pandai menghayati cinta, tapi tak seorang pun pandai menilai cinta. Karena cinta bukanlah suatu objek yang bisa dilihat oleh kasat mata. Sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan.

Bercinta memang mudah, untuk dicintai juga mudah, Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh. Orang beriman melihat cinta adalah karunia Ilahi yang memang tidak bisa ditolak kehadirannya, Bukan karena nafsu semata juga tidak melihat fisik, Tapi karena mungkin bisa merasakan apa arti cinta yang sebenarnya. ……..

Selasa, 05 Januari 2010

HUKUM PARFUME BERALKOHOL

Hukum alkohol untuk campuran minyak wangi menurut madzhab Syafi’i dima’fu (dimaafkan), artinya dihukumi seperti perkara suci jika untuk sekedar kebutuhan saja. Jika melebihi kebutuhan, maka hukumnya najis karena alkohol dikategorikan khomr. Namun menurut madzhab Abi Hanifah dan Abi Yusuf, alkohol adalah suci, berarti boleh untuk campuran minyak.

Saran kami : hindari minyak wangi dengan campuran alkohol banyak agar keluar dari khilaf.
الموسمعة الطبية/436-437
التداوي بالخمر : حرام عند جمهور الفقهاء لما جاء عن النبي صلى الله عليه وسلم “ان الله لم يجعل شفاءكم فيما حرم عليكم” ويحد من شربها للدواء وهذا محمول على الخمرة التي صنعت اصلا للسكر اي الخمرة الخالصة اما الأدوية التي تذاب بالاكحول فيجوز الانتفاع بها من باب الضرورة اذا لم يوجد غيرها مما يقوم مقامها وقد ذهب ابو حنيفة وابو يوسف الى جواز تناول الأشربة المتخذة من غير العنب والتمر بقصد التقوي والتداوي مالم تبلغ حد الاسكار بما ان معظم الاكحول المستخدم اليوم في تحضير الأدوية لا يصنع من العنب ولا من التمر بل من مركبات الكيماوية فيجوز استعمال هذه الادوية بناء على هذا المذهب ..وقد ذهب الشافعية الى قريب من هذا فقالوا ان الخمر ان لم تؤخذ صرفا بل كانت مستهلكة مع دواء اخر فيجوز التداوي بها ان عرف نفعها باخبار طبيب ثقة امين وتعينت بان لا يغني عنها طاهر ويؤيد هذا (القرار رقم 11) لمجلس الفقه الاسلامي بمدينة جدة في دورته الثالثة الذي جاء فيه (للمريض المسلم تناول الأدوية المشتملة على نسبة من الاكحول اذا لم يتيسر دواء خال منها ووصف ذلك الدواء طبيب ثقة امين في مهنته )
(الفقه على مذاهب الاربعة/1/19 )
ومنها المائعات النجسة التي تضاف الى الادوية والروائح العطرية لاصلاحها فانه يعفى عن القدر الذي به الاصلاح قياسا على الانفخة المصلحة للجبن ومنها الثياب الي تنشر على المبنية بالرماد النجس فانه يعفى عما يصيبها من ذلك الرماد لمشقة الاحتراز

HUKUM PARFUME BERALKOHOL

Hukum alkohol untuk campuran minyak wangi menurut madzhab Syafi’i dima’fu (dimaafkan), artinya dihukumi seperti perkara suci jika untuk sekedar kebutuhan saja. Jika melebihi kebutuhan, maka hukumnya najis karena alkohol dikategorikan khomr. Namun menurut madzhab Abi Hanifah dan Abi Yusuf, alkohol adalah suci, berarti boleh untuk campuran minyak.

Saran kami : hindari minyak wangi dengan campuran alkohol banyak agar keluar dari khilaf.
الموسمعة الطبية/436-437
التداوي بالخمر : حرام عند جمهور الفقهاء لما جاء عن النبي صلى الله عليه وسلم “ان الله لم يجعل شفاءكم فيما حرم عليكم” ويحد من شربها للدواء وهذا محمول على الخمرة التي صنعت اصلا للسكر اي الخمرة الخالصة اما الأدوية التي تذاب بالاكحول فيجوز الانتفاع بها من باب الضرورة اذا لم يوجد غيرها مما يقوم مقامها وقد ذهب ابو حنيفة وابو يوسف الى جواز تناول الأشربة المتخذة من غير العنب والتمر بقصد التقوي والتداوي مالم تبلغ حد الاسكار بما ان معظم الاكحول المستخدم اليوم في تحضير الأدوية لا يصنع من العنب ولا من التمر بل من مركبات الكيماوية فيجوز استعمال هذه الادوية بناء على هذا المذهب ..وقد ذهب الشافعية الى قريب من هذا فقالوا ان الخمر ان لم تؤخذ صرفا بل كانت مستهلكة مع دواء اخر فيجوز التداوي بها ان عرف نفعها باخبار طبيب ثقة امين وتعينت بان لا يغني عنها طاهر ويؤيد هذا (القرار رقم 11) لمجلس الفقه الاسلامي بمدينة جدة في دورته الثالثة الذي جاء فيه (للمريض المسلم تناول الأدوية المشتملة على نسبة من الاكحول اذا لم يتيسر دواء خال منها ووصف ذلك الدواء طبيب ثقة امين في مهنته )
(الفقه على مذاهب الاربعة/1/19 )
ومنها المائعات النجسة التي تضاف الى الادوية والروائح العطرية لاصلاحها فانه يعفى عن القدر الذي به الاصلاح قياسا على الانفخة المصلحة للجبن ومنها الثياب الي تنشر على المبنية بالرماد النجس فانه يعفى عما يصيبها من ذلك الرماد لمشقة الاحتراز

artikel Pemeliharaan Al Qur'an

Ada sebuah janji di dalam Al-Qur’an bahwa Allah s.w.t. akan memelihara Islam saat menghadapi bahaya dan percobaan seperti diungkapkan dalam ayat: “Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan peringatan ini dan sesungguhnya Kami-lah pemeliharanya”. (QS.Al-Hijr(15):10). Sesuai dengan janji tersebut maka Allah yang Maha Perkasa akan menjaga Firman-Nya dengan empat cara. Pertama, melalui daya ingat mereka yang telah menghafal keseluruhan Al-Qur’an sehingga keutuhan teks dan urutannya tetap terjaga. Pada setiap zaman terdapat ratusan ribu orang yang menghafalkan Al-Qur’an di luar kepala dimana jika ada yang menanyakan satu kata saja, mereka ini dapat mentilawatkan kalimatnya. Melalui cara ini Al-Qur’an dipelihara terhadap penyimpangan verbal sepanjang masa. Kedua, melalui ulama-ulama akbar di setiap zaman yang memperoleh pemahaman Al-Qur’an, dimana mereka ini menafsirkan Al-Qur’an dengan bantuan Hadits, sehingga dengan cara tersebut Firman Tuhan terpelihara dari penyimpangan penafsiran dan arti. Ketiga, melalui para cendekiawan yang mengungkapkan ajaran Al-Qur’an berdasarkan logika dan dengan demikian memeliharanya terhadap serangan dari para filosof yang berpandangan cupat. Keempat, melalui mereka yang mendapat karunia keruhanian dimana mereka di setiap zaman menjaga Firman Suci Tuhan terhadap serangan-serangan dari mereka yang menyangkal mukjizat dan wawasan keruhanian. (Ayyamus Sulh, Qadian, Ziaul Islam Press, 1899; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 14, hal. 288, London, 1984). * * * Jangan sampai umat Islam berpandangan bahwa turunnya wahyu dimulai dengan kedatangan Nabi Adam a.s. dan telah berakhir dengan selesainya penugasan Hadzrat Rasulullah s.a.w. sehingga setelah beliau lalu dianggap wahyu Ilahi tidak ada lagi. Janganlah kita mempunyai keyakinan seperti bangsa Hindu yang berpendapat bahwa Firman Tuhan hanya terbatas kepada apa yang sudah disampaikan-Nya saja. Sejalan dengan aqidah Islam, yang namanya firman, pengetahuan dan kebijakan-Nya, sebagaimana juga Wujud-Nya, adalah bersifat tidak terbatas. Allah yang Maha Agung berfirman: “Katakanlah: “Sekiranya setiap lautan menjadi tinta untuk menuliskan kalimat-kalimat Tuhan-ku, niscayalah lautan itu akan habis sebelum kalimat-kalimat Tuhan-ku habis, sekalipun Kami datangkan sebanyak itu lagi sebagai bantuan tambahan”“. (S.18 Al-Kahf:110). Kami memahami telah berhentinya wahyu Ilahi turun ke bumi dalam pengertian bahwa karena yang telah diturunkan berupa Al-Qur’an sudah sangat lengkap guna memperbaiki kondisi umat manusia maka tidak akan ada lagi kaidah baru. Pada saat diturunkannya Al-Qur’an tersebut, segala hal yang berkaitan dengan akhlak, aqidah dan perilaku manusia sudah rusak sama sekali dimana segala bentuk penyimpangan dan kejahatan telah mencapai puncaknya. Karena itulah ajaran yang dibawa Al-Qur’an bersifat sangat komprehensif. Dalam pengertian inilah dikatakan bahwa kaidah yang dikemukakan Al-Qur’an bersifat sempurna dan terakhir atau final, sedangkan kaidah yang dibawa oleh Kitab-kitab suci terdahulu itu tidak lengkap karena tingkat kejahatan manusia di masanya belum mencapai klimaks sebagaimana saat diturunkannya Al-Qur’an. Perbedaan di antara Al-Qur’an dengan Kitab-kitab yang diwahyukan lainnya adalah meskipun Kitab-kitab itu dipelihara dengan segala cara, tetapi karena ajaran yang dibawanya tidak sempurna maka masih diperlukan diwahyukan¬nya Al-Qur’an sebagai ajaran yang paling sempurna. Hanya saja tidak akan ada lagi Kitab lain yang akan diwahyukan setelah Al-Qur’an karena tidak ada sesuatu yang bisa melampaui apa yang namanya kesempurnaan. Bilamana diandaikan bahwa prinsip-prinsip hakiki dari Al-Qur’an bisa disesatkan seperti halnya Veda dan Injil dimana manusia menciptakan sekutu bagi Tuhan-nya serta ajaran Ketauhidan Ilahi diselewengkan dan disesatkan sehingga berjuta-juta umat Islam lalu mengikuti syirik dan menjadi penyembah makhluk, maka dalam keadaan seperti itu bisa jadi perlu diwahyukan syariat baru dan diutus seorang Rasul baru. Namun perandaian seperti ini jelas tidak masuk akal. Penyesatan ajaran Al-Qur’an tidak mungkin terjadi karena Allah yang Maha Agung telah berfirman: “Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan peringatan ini dan sesungguhnya Kami-lah pemeliharanya”. (S.15 Al-Hijr:10). Kebenaran daripada nubuatan ini telah dibuktikan sepanjang sejarah selama 1300 tahun terakhir. Sejauh ini tidak ada ajaran pagan atau penyembahan berhala bisa berhasil menyusup ke dalam Al-Qur’an sebagaimana yang terjadi pada Kitab-kitab suci lainnya. Pikiran waras pun tidak bisa membayangkan bahwa hal seperti itu dapat terjadi. Berjuta-juta umat Islam telah menghafalkan Al-Qur’an di luar kepala dan terdapat ribuan buku tafsir yang akan menjaga arti dan pengertiannya. Ayat-ayatnya ditilawatkan dalam shalat lima kali sehari dan Kitab ini dibaca orang setiap hari. Kitab ini dicetak di semua negeri-negeri di dunia dalam jumlah jutaan buku dimana ajarannya karena diketahui oleh setiap orang sehingga kita pun menyadari secara pasti bahwa adanya perubahan atau penyimpangan dalam ayat-ayat Al-Qur’an merupakan suatu hal yang sama sekali tidak mungkin terjadi. (Barahin Ahmadiyah, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 1, hal. 100-102, London, 1984)