Senin, 19 Juli 2010

KETIKA AKU HARUS MEMILIH

Sejak awal aku sudah tau bahwa hidup itu adalah pilihan. Semua orang bebas memilih dalam hidupnya. Menjadi baik atai tidak baik, makan atau tidaka makan, pilih hitam atau putih bahkan orang pun bisa memilih surga atau neraka. Ya, Alloh pun menyiapkan pilihan itu semua karena sifat Ar Rahman dan Ar rahimnya Alloh pada kita. Bahkan sejak zaman Nabi Adam diciptakan, Alloh sudah membuat pilihan. Begitu pula kisah para Nabi setelahnya, istri Nabi Nuh yang diberi ujian dalam pilihan dan masih banyak kisah-kisah teladan yang bisa dujadikan tladan dalam hal memilih...

Kini, pilihan itu menghampiri ku.......

Memilih jalan untuk mengenakan busana muslimah,memilih hidup jauh terpisah dengan orang tua dengan alasan agar mandiri, memilih kuliah dengan mata kuliah yang tidak aku sukai sebelumnya bahkan sempat terpikir akankah berguna di kemudian hari, memilih untuk terjun ke dunia pendidikan, memilih belajar mencintai anak-anak beserta keunikan dan penuh kesabaran di dalamnya, memilih teman yang cocok lagi baik, memilih lingkungan yang Islami, memilih pasangan hidup,memilih aktifitas stelah menikah, memilih dimana akan tinggal, memilih..memilih.. ah dan masih banyak lagi pilihan yang telah kuambil.

Tapi itulah pilihan hidupku......Begitu pun alasan yang menyertai smua pilihan di atas tadi.
Ketika memilih berbusana muslimah, ya karena memang itulah kewajiban sorang muslim, untuk mengikuti aturan baku yang sudah Alloh tetapkan sejak dulu. Untuk mewujudkan pilihan ku itu, aku pun rela memilih hijrah terpisah dari orang tua, teman, serta keluarga. Demi alasan agar aku semakin dewasa, mandiri dan untuk mengukur diri sendiri, untuk selalu bisa survive dengan semua yang ada. Keterbatasan ilmu ternyata sempat membuat aku down, sehingga memaksa ku kembali untuk memilih, lebih tepatnya menerima pilihan tempat kuliah serta jurusan yang sudah dipilihkan untukku. Lagi-lagi hanya dengan alasan agar aku mempunyai pengalaman yang baru, serta wawasan yang luas di dalamnya, supaya mudah juga jalannya ketika aku ingin meraih mimpi yang lebih tinggi lagi. Dan setelah selesai kuliah, aku pun dihadapkan pada dunia nyata dimana aku harus terus bergerak, mengamalkan apa yang sudah aku dapatkan selama kuliah. Paling tidak, aku bisa berkarya untuk diriku, keluargaku juga untuk agama ku pada akhirnya. Maka dari itu terjun ke dunia pendidikan dan dunia anak-anak lah yang aku pilih sebagai jembatan ku untuk mewujudkannya.Karena di sanalah tempatku seharusnya, dengan ilmu yang sedikit berharap memberi hasil yang maksimal untuk agamaku. Dan tak terasa menyelami dunia anak-anak justru menumbuhkan sisi kasih sayang dan cinta pada anak kecil yang selama ini belum prnah muncul, tiba-tiba muncul begitu saja, seperti saat bermain hujan dulu sewaktu kecil, rasa bahagianya adalah sama, seperti sekarang ketika bisa melihat senyum mereka, tangis mereka, celoteh mereka, bahakan kini akan merasa sangat bersalah jika sehari aku tak menemui mereka..Dan aku bersyukur, lingkungan yang ku pilih, teman-teman di dalamnya adalah orang-orang hebat yang selalu membuat aku semakin jatuh cinta dengan mereka, selalu mendekatkan aku pada Nya, itulah alasan yang terpenting kenapa aku pilih berada` diantara mereka.
Alasan ingin beribadah dan menjaga agama Alloh pula lah yang membuat aku mengambil keputusan berani menikah di usia yang ke-24. Meskipun aku tak mengenalnya selama ini, dan ketika tawaran itu datang, tetap akulah yang akan jadi sang pemilih. Iya, atau tidak.
Setelah menikah, maka akan banyak lagi pilihan yang disodorkan Alloh pada kita, lingkungan yang aman, bebas banjir, dekat dengan tetangga, serta lingkungan yang baik lainnya itu lah yang kini kami ambRata Penuhil untuk dijadikan tempat tinggal sementara. Aktifitas pun terus mengiringi, dengan tawarn menggiurkan yang lagi-lagi harus kami pilih. Pekerjaan, organisasi, penyaluran hoby, bakat, serta minat pun harus pintar ketika kami memilihnya. Konsekuensi pun sudah menjadi satu paket di dalamnya, pilih yang baik atau tidak, semua ada di sana.

Memaknai sebuah pilihan memang sudah menjadi tugas kita, sebagai makhluk hidup. Hanya berharap atas apa pun yang telah dan akan ku pilih, maka hanya ridho serta berkah Alloh saja yang menyertai..sehingga taka ada peluh yang bernilah keluh kesah, hanya berbuah pahala dan surga....Insya Alloh.